Biologi Bunga Kakao

Sumber : Shop Galley

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi cukup penting. Kakao pada awalnya berasal dari Amerika Selatan akan tetapi pada saat ini telah banyak dibudidayakan di wilayah tropis.

Kakao termasuk dalam tanaman tahunan atau perennial. Bunga yang dihasilkan oleh tanaman kakao tumbuh secara langsing dar batangnya sama halnya dengan anggota Sterculiaceae yang lain. Fenomena tumbuhnya bunga secara langsung pada batang tanaman disebut dengan cauliflorus. Bunga dari tanaman kakao ini siap untuk diserbuki dalam jangka waktu hanya beberapa hari.

Bunga yang dihasilkan tanaman kakao merupakan bunga sempurnya yaitu memiliki putik dan serbuk sari dalam satu bunga itu. Bunga kakao memiliki ukuran yang cukup kecil dengan ukuran bunga yang paling besar hanya 3 cm dalam diameter. Bunga kakao termasuk bunga tunggal akan tetapi nampak seperti terangkai. Hal tersebut dikarenakan seringnya sejumlah bunga yang muncul dari satu titik tunas yang sama. 

Bunga kakao yang tumbuh bersamaan di satu titik tunas

Penyerbukan bunga kakao dibantu oleh serangga. Serangga yang sering membantu penyerbukan bunga kakao ini yaitu lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, aphid, dan beberapa jenis lebah (Trigona) yang pada umumnya terjadi pada malam hari  

Sebagian besar varietas kakao merupakan tanaman yang menyerbuk silang. Hal tersebut didukung dengan adanya sistim Self Incompatibility yang menyebabkan tidak dapat terjadinya pembuahan ketika diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman yang sama. Akan tetapi terdapat beberapa varietas kakao yang mampu melakukan penyerbukan sendiri.

Berikut merupakan biologi bunga kakao : 

Sumber : Flickr.com


Dengan keterangan sebagai berikut :
1. Staminodes
2. Stamen
3. Petal
4. Petal
5. Sepal
6. Pistil

Bunga kakao terdiri dari 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertil dan 5 daun buah yang bersatu. Tanaman kakao bersifat cauliflori, bunga berkembang dari ketiak daun dan dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang-cabang (Susanto, 1994).

Bunga kakao berwarna putih-ungu atau kemerahan, benangsari yang steril disebut staminodia dan yang fertil disebut stamen yaitu pada lingkaran dalam. Bakal buah atau ovarium disusun oleh 5 daun buah (carpellium) dan berisi banyak bakal biji (ovulum) yang tersusun melingkari poros tengah buah (Susanto, 1994).

Kakao memiliki bunga sempurna dengan putik dan kotak sari berada dalam satu kuntum bunga yang sama (monoecious), tetapi sebagian besar kakao melakukan penyerbukan silang (cross-polination). Hal ini disebabkan oleh sifat self-incompatibility (ketidakmampuan menyerbuk sendiri) pada bunga kakao.

Self-incompatibility (SI) dikendalikan oleh satu lokus dengan multiple alel (dengan urutan dominansi S1>S2=S3>S4>S5) yang menyebabkan terjadinya incompatible pada penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang pada bunga yang fertil. Peluang keberhasilan pembuahan pada tanaman SI lebih kecil dari pada tanaman yang memiliki sifat SC (self-compatible).

Hampir 75% penyerbukan bunga kakao dibantu oleh serangga Forcipomyia spp. Sedangkan 25% dilakukan oleh serangga-serangga lainnya misalnya thrip, semut merah, aphid, dll.

Forcipomyia merupakan genus dari subfamilia Forcipomynae, familia Ceratoponidae dan termasuk dalam ordo Diptera. Genus Forcipomyia dibagi menjadi delapan subgenera dan yang potensial sebagai penyerbuk bunga kakao ada empat subgenera yaitu: forcipomyia, caloforcipomyia, proforcipomyia dan thyridomyia (Susanto, 1994).

Baca Juga :

Biologi Bunga - Umum
Biologi Bunga Padi
Biologi Bunga Terung
Biologi Bunga Kembang Sepatu

Sekian informasi yang dapat saya berikan. Semoga dapat bermanfaat bagi saudara pembaca sekalian.



Daftar Pustaka

Susanto, F.X. 1994. Tanaman Kakao: Budidaya dan Pengolahan Hasil. Kanisius, Yogyakarta. 

Komentar