Bacaan Niat Puasa dan Berbuka Puasa di Bulan Ramadhan

Sumber Gambar : Tribunnews.com

Puasa Ramadhan merupakan puasa yang dilaksanakan oleh umat Islam selama bulan Ramadhan dengan cara tidak makan dan minum mulai dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Puasa itu sendiri merupakan salah satu dari rukun Islam.

Dalam penafsirannya, puasa merupakan suatu kewajiban untuk menahan diri dari makanan, minuman serta perilaku dan pikiran yang tidak baik mulai dari fajar hingga senja. Oleh karena itu, niat-niat buruk, kata-kata kotor serta perbuatan yang buruk dapat membatalkan puasa sama halnya dengan makan dan minum. 

Niat dalam melaksanakan puasa merupakan hal yang sangat penting. Apabila seorang muslim lupa berniat untuk puasa, maka puasa yang dilakukannya menjadi tidak sah. Lupa dalam pembacaan niat puasa ini cukup mungkin terjadi terutama apabila seseorang tersebut bangun cukup siang lalu terburu-buru dalam melaksanakan sahur. 

Oleh karena itu, sering terdapat tradisi ketika selesai melaksanakan salat tarawih maka seluruh jamaah mengucapkan niat puasa bersama-sama. Hal tersebut dilakukan sebagai suatu cara untuk mencegah seseorang lupa untuk membaca niat puasa. 

Berikut ini adalah doa niat puasa Ramadhan :

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma ghadin an’adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita’ala

Yang artinya :
"Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

Menurut Imam Syafi'i, kegiatan makan dalam sahur tidak dapat menggantikan kedudukan niat berpuasa. Puasa dapat menjadi sah apabila paling tidak terbesit di dalam hatinya dengan maksud untuk berpuasa. 

Pembacaan doa niat puasa dapat dilaksanakan ketika sebelum mulai berpuasa, sebelum sahur, atau bahkan dapat dilakukan pada malam hari setelah melaksanakan salat tarawih. 

Ketika azan maghrib telah berkumandang atau matahari telah terbenam, maka umat islam disunahkan untuk segera berbuka sesuai dengan riwayat dari Sahl bin Sa'ad bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda "Orang akan selalu baik (sehat) apabila menyegerakan berbuka."

Ketika berbuka puasa, umat islam dianjurkan untuk membaca doa.

Berikut merupakan beberapa macam doa yang umum dibaca oleh umat Islam di Indonesia : 

1. Riwayat Anas bin Malik 
Doa ini bersumber dari sahabat Anas bin Malik yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dan Albaihaqi yaitu sebagai berikut: 

اللهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ فَتَقَبَّلْ مَنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Allâhumma laka shumtu wa 'alâ rizqika afthartu, taqabbal minnii innaka antassamii'ul aliim 

Yang artinya :
"Duhai Allah, untuk-Mu puasaku dan atas rizki-Mu aku berbuka, maka terimalah dariku, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui".


2. Riwayat Abdullah bin ‘Umar 
Doa yang umum dibaca kedua berasal dari sahabat Mabi Muhammad, Abdullah bin 'Umar yang juga diriwayatkan Abu Dawud sebagai berikut : 

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ 

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah 

Yang artinya :
"Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah (HR. Abu Dawud).


3. Riwayat Muaz bin Zuhrah 
Berikut merupakan doa yang lazim diamalkan di Indonesia yang berasal dari sahabat Nabi, Muaz bin Zuhrah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Bukhari, dan Muslim yaitu : 

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ 

Allâhumma laka shumtu wa 'alâ rizqika afthartu

Yang artinya :
"Duhai Allah, untuk-Mu-lah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka." (HR. Abu Dawud, Bukhari, dan Muslim).


4. Gabungan Doa Buka Puasa 
Karena keutamaan berbuka dan luhurnya doa yang bersumber dari Nabi Muhammad, Sulaiman Albujairimi, ulama dari Mazhab Syafi'i menggabungkan doa-doa di atas menjadi satu bacaan sebagaimana tercantum dalam Hasyiyatul Bujairimi alal Khatib (2006, juz II: 385) yaitu sebagai berikut: 

للّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ 

Allahumma laka sumtu wabika aamantu wa bika wa'alaika tawakkaltu dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘urûqu wa tsabatal ajru, insyâ Allah. Yaa waa si'al fadhli ighfirlii alhamdulillahilladzi hadaanii fasumtu warozaqii faafthortu 

Yang artinya :
"Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Zat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."


5. Gabungan Doa Buka Puasa 
Dalam kitab Fath al-Mu'in karya Zaynuddin al-Malibari (Juz 2 hlm. 279), membaca doa sesuai riwayat Muaz bin Zuhrah digabungkan dengan doa riwayat Abdullah bin Umar, yang merupakan doa ketika seseorang berbuka dengan menggunakan air. 

Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika aftharthu, zahabadh dhamâ’u wabtalatl-‘urûqu wa tsabata-l-ajru insyâ-Allâh.

Yang artinya :
"Duhai Allah, untuk-Mu-lah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka.Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insyaAllah."

Semoga informasi tersebut dapat membantu saudara pembaca sekalian. 




Komentar